
Kumengharapkan Ramadhan kali ini penuh makna...
Agar dapat kutempuhi dengan sempurna...
Entri Jejak 87 kali ini terbit atas kesedaran bahawa Ramadhan kian hampir di depan mata... Dalam radio yang sempat aku dengar petang tadi juga, telah memaklumkan bahawa pada Khamis ini (20/Ogos'09) anak bulan akan diteropong.


Saya selaku editor Jejak 87 dan mewakili isteri serta keluarga, ingin mengucapkan Selamat Menyambut Ramadhan Al-Mubarak 1430 Hijrah kepada seluruh umat Islam yang berkunjung ke Jejak 87 khasnya, dan di seluruh negara umumnya. Semoga ibadah kita ditingkatkan, redha-Nya bersama kita perolehi. InsyAllah...
Dalam Kitab Durratun Naasihiin, diriwayatkan tentang kisah disyari’atkan puasa.
Dikatakan bahwa yang dimaksud dengan puasa ialah menekan musuh Allah (syaitan). Dan sesungguhnya syaitan memanfaatkan nafsu syahwat sebagai alat penggoda. Kekuatan nafsu akan bertambah disebabkan makan dan minum.
Kerana itulah apabila disoroti akan kisah kejadian, bahwa setelah Allah menciptakan akal dan nafsu, lalu Allah memerintahkan mereka menghadap-Nya. Kemudian ditanya satu persatu.
Akal pun datang menghadap dan ketika disuruh berbalik, berbaliklah ia. Lalu Allah pun bertanya kepadanya, “Man ana wa man anta? (bermaksud: siapa Saya dan siapa kamu?)”.
Maka dengan rasa penuh tawadhuk, akal menjawab, “Anta Rabbi wa ana ‘abduka adh dhoif (bermaksud: Engkau Tuhanku dan aku hamba-Mu yang lemah)”.
Karena itu Allah memberinya kemuliaan kepada akal.
Sedangkan nafsu, ketika diperintahkan untuk menghadap, ia diam saja tidak menjawab. Dan ketika ditanya dengan pertanyaan yang sama, dengan sombongnya nafsu menjawab, “Ana wa ana, Anta wa Anta" (bermaksud: aku adalah aku, Engkau adalah Engkau).
Karena jawapan itulah maka Allah menghukumnya dengan memasukkan nafsu ke dalam neraka Jahiim selama seratus tahun. Setelah dikeluarkan dari neraka dan ditanya semula, diapun menjawabnya dengan jawaban yang sama.
Akhirnya Allah menempatkannya di dalam neraka Juu’ (neraka yang penuh dengan rasa lapar yang amat sangat) selama seratus tahun pula. Ia dibiarkan tanpa makan dan minum.
Dan ternyata puasa itulah yang membuatnya sedar dan tak berdaya. Nafsu menyerah dan mengakui bahawa Allah adalah Tuhan yang menciptakannya.
Demikianlah, kisah yang terdapat dalam kitab Durratun Naasihiin yang menjelaskan bahwa puasa adalah senjata yang paling ampuh untuk menundukkan hawa nafsu...
Alhamdulillah kita masih diberi kesempatan untuk bertemu lagi dengan bulan Ramadhan tahun ini (InsyAllah) dan bakal memulakan ibadah puasa beberapa hari lagi. Semoga puasa kali ini dapat lebih meningkatkan ketaqwaan kita dan menajamkan mata hati kita.
Amin...
Tiada ulasan:
Catat Ulasan